Dia adalah kupu-kupu paling
sempurna di hutan ini. Kedua matanya
yang coklat, antena di kepalanya tergulung tegak sempurna, kelopak sayapnya
yang berwarna biru disapu serbuk emas
yang berkilauan. Siapapun makhluk hutan yang melihatnya pasti akan terpukau. Sementara
aku hanyalah kupu-kupu jelek dengan sayap berwarna kuning pucat. Sangat sulit
untuk mendapatkan madu yang paling baik di hutan ini bila tidak memiliki kecantikan
layaknya dia. Namanya pun secantik dirinya, Meryl.
“Naena, ayo cepat cari madunya
kembali!” geram ibu.
Aku terkaget dan mulai terbang
dengan malas.
Aku mulai perjalanan melelahkan
ini dari kumpulan bunga mawar di dekat pohon-pohon rindang di tengah hutan.
Selalu seperti ini aku hanya akan dicemooh oleh golongan bunga cantik ini. Aku pun
beringsut pergi.
Berikutnya aku pergi ke bunga
matahari, bunga yang besar dengan madu
yang sangat banyak pula. Akupun mulai menunggu dalam antrian yang panjangnya
bisa membuat aku tidur disini hingga esok. Lama dan sangat lama aku mulai
lemas. Tiba-tiba datanglah kupu-kupu cantik itu. Ia datang memutus antrian dan
mengambil madu setengah dari persediaan bunga matahari. Aku kesal, sudah pasti
madu tidak akan aku dapat hari ini.
Perjalanan pulang pun terasa
seperti ditusuk duri-duri dari rawa hutan dengan perut lapar seperti ini.
Tiba-tiba dari dalam hutan aku mendengar suara nyanyian. Tidak terlalu merdu
tapi sangat menyenangkan. Aku pun terbang jauh kedalam hutan. Gelap dan mulai
dingin, aku sadar ini sudah terlalu jauh! Namun suara nyanyian itu terus
membuatku penasaran.
Betapa kecewanya aku karena
sesampainya pada suara itu, yang aku lihat bunga-bunga buruk rupa berwarna
kelabu kecoklatan, beberapa berlumpur dan baunya tidak terlalu enak.
“Apa yang kamu cari kupu-kupu
kecil?” tanya salah satu bunga buruk rupa itu.
“Tidak ada, aku hanya tersesat
dan ingin pulang” jawabku sambil bergegas pergi.
“Wajahmu terlihat sangat lelah.
Kemarilah dan minumlah sedikit madu hutan ini” jawabnya ramah.
Perutku memang sudah berontak karena sejak pagi belum makan.
Maka akupun terbang mendekat dan mulai minum madu hutan itu.
“Wah ternyata madu hutan ini..
0 komentar:
Posting Komentar